Al Habib Abdullah Al Haddad juga berkata, " Tidak
sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " Perintahkan aku
ini, berikan aku ini !", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi
sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yang memandikannya ". ( Ghoyah
al Qashd wa al Murad )
Dikisahkan, Bahwa seorang murid sedang menyapu madrasah
gurunya, tiba” Nabi Khidir A.S mendatanginya. Murid itu tidak sedikitpun
menoleh dan mengajak bicara Nabi Khidhir.
Maka Nabi Khidhir berkata, " Tidakkah kau mengenalku ?.
Murid itu menjawab, " ya aku mengenalmu, engkau adalah
Abul Abbas al Khidhir ".
Nabi Khidhir, " kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku
?".
Murid itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa
satupun hajat kepadamu ". (Kalam al Habib Idrus al Habsyi )
Para ulama ahli hikmah mengatakan, " Barangsiapa yang
mengatakan " kenapa ?" Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia
selamanya ". ( Al Fataawa al Hadiitsiyyah )
Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mengatakan :
" Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya ( maksudnya
terbukanya hijab2 batinnya ), adalah sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar
besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi
Allah tanpa ragu ".( al Manhaj as Sawiy )
Para ulama ahli haqiqat mengatakan,"Mayoritas ilmu itu
diperoleh sebab kuatnya hubungan baik antara murid dengan gurunya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar