Judul Asli :
إبليس حبيب صحيح
Anugerah tertinggi sang kekasih
bagi sang pencinta rasa damai tidak bisa diperoleh oleh hati yang masih
membenci,kendati ditujukan kepada iblis atau syetan, demikianlah seorang sufi
wanita Rabi’ah Al Adawiyah tidak menyisakan ruang di dalam hatinya
untuk membenci setan.
Ketahuilah, Bahwa hakikat segala sesuatu adalah Allah Azzawajallahu, demikian juga dengan hakikat iblis. Iblis bukanlah makhluk yang patut dibenci, Al-Hallaj mengakui bahwa iblis adalah figur sang pencinta sejati, seorang yang teguh, ia adalah sang mursyid bagi para malaikat-Nya.
Iblis adalah sosok “ figur sempurna ” bagi para pencinta Kebenaran, kecintaan mutlaknya kepada yang Maha pencipta alam semesta, tidak diragukan lagi, ujian penderitaan dari sang kekasih diterimanya tanpa bertanya dan menentang
Ketahuilah, Bahwa hakikat segala sesuatu adalah Allah Azzawajallahu, demikian juga dengan hakikat iblis. Iblis bukanlah makhluk yang patut dibenci, Al-Hallaj mengakui bahwa iblis adalah figur sang pencinta sejati, seorang yang teguh, ia adalah sang mursyid bagi para malaikat-Nya.
Iblis adalah sosok “ figur sempurna ” bagi para pencinta Kebenaran, kecintaan mutlaknya kepada yang Maha pencipta alam semesta, tidak diragukan lagi, ujian penderitaan dari sang kekasih diterimanya tanpa bertanya dan menentang
Hazrat Sarmad menganjurkan
manusia agar berguru Tauhid Murnikepada iblis. Ahmad al-Ghazali ( adik Imam
Ghazali ) menilai bahwa manusia yang tidak tahu hakikat iblis, masih belum
beriman, cenderung terperosok menduakan Allah.
Dialog antara Allah dan iblis ,di
dalam Alquran sangat simbolik. Sebetulnya Allah sedang mengajari kaum Adam dan
para malaikat tentang ” Mahabbah ” adalah suatu sikap bakti yang berupa
penyerahan tertinggi kepada-Nya, Melalui tindakan iblis di dalam Al
Qur’an dikatakan iblis termasuk golongan jin, menurut makna jin disini dalam
pengertian “ asing ” bagi komunitas malaikat, yang artinya berasal
dari ras yang lain.
Ia bernama Azazil dan selanjutnya
hidup di kalangan malaikat, Ia berbakti kepada Allah ribuan tahun lamanya
hingga derajat kerohaniannya mencapai derajat malaikat agung, dalam khazanah
Sufi, sesungguhnya malaikat merupakan makhluk yang memiliki kesadaran rohani
yang tinggi dan berwujud cahaya,
Ketika Allah memerintahkan para
malaikat bersungkur sujud di hadapan Adam mereka semua
bersujud, kecuali Azazil.
Maka terjadi dialog antara Allah
dengan Azazil seperti diterangkan dalam kitab at-Tawasin karya besar Mansur
al-Hallaj :
Allah bertanya pada Azazil,
” Mengapa kau enggan bersujud pada Adam...? ”,
Azazil menjawab, ” Tiada
yang patut kuagungkan selain Diri-Mu ”.
Allah bertanya balik,
” Meskipun kau akan menerima kutukan-Ku... ? ”.
Azazil menjawab, ” Tidak
mengapa, karena hasrat hatiku tak sudi condong pada yang lain selain
Diri-Mu …
Kemudian Azazil bersyair : “
Kendati Kau membakarku dengan Api Suci-Mu yang menyala-nyala untuk selamanya ,
aku tak akan pernah sudi tunduk pada kesadaran ego (manusiawi) pernyataanku
berasal dari hati yang tulus dalam Cinta aku memiliki kemenangan, bagaimana
tidak...? ”
Azazil melanjutkan syairnya :
“ Sesungguhnya tiada jarak yang memisahkan Dikau denganku ketika tujuan tercapai
kedekatan dan jarak adalah satu, kendati aku ditinggal derita keadaan itu
akan menjadi karibku jika Kasih itu satu, bagaimana kita bisa berpisah...? dalam
kemurnian yang mutlak, Diri-Mu kuagungkan bagi seorang hamba dengan hati yang
benar bagaimana dia menyembah sesuatu selain Dikau...? ”
Ribuan kali, Yang Maha Mengetahui
memerintahkan Azazil bersujud, tetapi dia tetap enggan.
lalu ia bersyair : “ Ya Allah,
segala sesuatu termasuk diriku ini adalah milik-Mu Kau telah memberikan ku
pilihan, namun Kau telah menentukan pilihan-Mu bagiku, jika Engkau
melarangku dari bersujud, Kau adalah Pelarang, Jika aku salah paham, jangan Kau
tinggalkan daku, jika Kau menginginkanku bersujud dihadapannya, hamba patuh
namun tak seorangpun lebih mengetahui tentang Maksud-Mu selain Nuraniku ini ”
Atas penolakannya, Yang Maha
Pengasih menganugerahkan “ Kafir ” pada Azazil berupa kutukan dan penderitaan, dengan pasrah, tanpa bertanya lagi, tanpa mengeluh, ia menerima Anugerah-Nya
yang tertinggi, sekaligus terberat.
Catatan :
Kenapa Iblis menerima begitu saja
tanpa menolak kutukan Allah....?
Tidak protes sedikitpun...?
Namun Sekiranya Allah menganugerahkan Murtadin kepada Azazil, niscaya dia akan menolak, iblis tahu, kekafiran adalah menyembah selain Allah, dan iblis tidak pernah meNuhankan selain Allah, sangat jauh berbeda jika dikatakan Murtad, Murtad berarti meninggalkan Allah dan menyembah kepada sembahan lain, dan Azazil tidak akan pernah melakukan itu.
Tidak protes sedikitpun...?
Namun Sekiranya Allah menganugerahkan Murtadin kepada Azazil, niscaya dia akan menolak, iblis tahu, kekafiran adalah menyembah selain Allah, dan iblis tidak pernah meNuhankan selain Allah, sangat jauh berbeda jika dikatakan Murtad, Murtad berarti meninggalkan Allah dan menyembah kepada sembahan lain, dan Azazil tidak akan pernah melakukan itu.
Mulai dari sinilah Rencana Allah
untuk membuat Surga dan Neraka berfungsi sebagai tempat kembali bagi manusia,
dan Dunia ini sebagai ciptaan bagi manusia mengarungi kehidupan dan cobaan dari
Allah.
Sekiranya Allah memberi pengetahuan kepada Iblis akan keutamaan Adam, dan mengetahui bahwa sujud kepada Adam adalah sujud perhormatan kepada Hakikat Muhammad pada diri Adam, dan bukan sujud penyembahan, niscaya Iblis ( Azazil ) akan bersujud.
Tapi tidak demikian adanya, karena Iblis sendiri akan diberi Tugas Oleh Allah, sebagai bahan cobaan dan ujian ( penguji ) bagi hamba-hamba Allah yang beriman.
Sekiranya Allah memberi pengetahuan kepada Iblis akan keutamaan Adam, dan mengetahui bahwa sujud kepada Adam adalah sujud perhormatan kepada Hakikat Muhammad pada diri Adam, dan bukan sujud penyembahan, niscaya Iblis ( Azazil ) akan bersujud.
Tapi tidak demikian adanya, karena Iblis sendiri akan diberi Tugas Oleh Allah, sebagai bahan cobaan dan ujian ( penguji ) bagi hamba-hamba Allah yang beriman.
Sekiranya Iblis bersujud kepada
Adam, maka Dunia ini tidak akan di huni oleh manusia, dan firman Allah “
Aku jadikan Manusia untuk menjadi Khalifah dimuka Bumi “ menjadi tidak
terlaksana, Maha Suci Allah dari kekurangan dan kesalahan, Maha sempurna Allah
Atas segala Rencana-Nya.
Jika Bumi ini tidak dihuni Oleh
manusia sesuai dengan rencana Allah tadi, maka Surga dan Nerakapun akan menjadi
ciptaan yang sia-sia adanya, Maha Suci Allah dari segala kekurangan dan Rencana
Allah itu Sempurna.
Maka Jadilah Sang Iblis sebagai
Penguji, Para Nabi dan Rasul sebagai Guru pembimbing bagi manusia,
Alquran sebagai Mata Pelajaran dan Al Hadist sebagai pedoman didalam memahami
Mata Pelajaran tersebut
Judul Asli : إبليس حبيب صحيح
Dari Kitab : As Sirrul Jalil fi
Khawashi Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil
Karya Syekh Abul Hasan Ali Asy
Syadzili.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Semoga Bisa Bermanfaat
Salam Jaya… Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Raya
From Martapura OKU Timur Sumatera Selatan
vikyfirst@gmail.com
☆☆☆☆☆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar