Mengapa
Hizib Perlu Ijazah…?
Tanya :
Assalamu'alaikum
Wr Wb. Habib Luthfi yang saya hormati. Saya ingin bertanya seputar hizib. Apa
sebenarnya hizib itu…? Mengapa ada yang disebut hizib keras dan ada yang lembut…?
Apa bedanya dengan ratib…? Apa fadhilah mengamalkan hizib…? Mengapa untuk
mengamalkannya diperlukan ijazah…?
Wassalamu'alaikum
Wr Wb.
Jawab Habib
Luthfi :
Wa'alaikumussalam
Wr. Wb. Kapsul, atau tablet, tentu tidak mempunyai dosis yang sama. Demikian
juga dosis obat antibiotik dan vitamin. Jika yang satu bisa diminum sehari tiga
kali, yang lain mungkin hanya boleh diminum satu kali dalam sehari. Bahkan
vitamin, yang jelas-jelas berguna, pun jika diminum melebihi dosis yang
ditentukan dokter; efeknya akan berakibat buruk bagi tubuh. Badan bisa meriang
atau bahkan keracunan. Begitu pula halnya dengan hizib dan ratib.
Hizib dan
ratib, dilihat dari susunannya, sebenarnya sama. Yakni, sama-sama kumpulan
ayat, dzikir; dan doa yang dipilih dan disusun oleh ulama salafush shalih yang
termasyhur sebagai waliyullah (Kekasih Allah). Yang membedakan suatu ratib
dengan ratib lain, atau hizib dan hizib lain, adalah asrar yang terkandung
dalam setiap rangkaian ayat, doa, atau kutipan hadits, yang disesuaikan dengan
waqi’iyyah ( latar belakang penyusunan ) - nya.
Namun, meski
muncul pada waqi' yang sama dan oleh penyusun yang sama, ratib sejak awal
dirancang oleh para awliya untuk konsumsi umum, meski tetap mustajab. Semua
orang bisa mengamalkan untuk memperkuat benteng dirinya, bahkan tanpa perlu
ijazah. Meski tentu jika dengan ijazah lebih afdhal.
Sementara
hizib, sejak awal dirancang untuk kalangan tertentu yang oleh sang wali
(penyusun-red) dianggap memiliki kemampuan lebih, karena itu mengandung dosis
yang sangat tinggi. Hizib juga biasanya mengandung banyak sirr (rahasia) yang
tidak mudah dipahami oleh orang awam, seperti kutipan ayat yang isinya
terkadang seperti tidak terkait dengan rangkaian doa sebelumnya padahal yang
terkait adalah asbabun nuzul-nya. Hizib juga biasanya mengandung lebih banyak
ismul a'zham (asma Allah yang agung), yang tidak ada dalam ratib.
Dan yang
pasti, hizib tidak disusun berdasarkan keinginan sang ulama, karena hizib rata-rata
merupakan ilham dari Allah SWT: Ada juga yang mendapatkannya langsung dari Rasulullah
SAW seperti Hizbul Bahr, yang disusun oleh Syaikh Abul Hasan Ali
Asy-Syadzili.rhm Karena itulah, hizib mempunyai fadhilah dan khasiat yang luar
biasa.
Selain itu,
ada juga syarat usia yang cukup bagi pengamal hizib. Sebab orang yang sudah mengamalkan
hizib biasanya tidak lepas dari ujian. Ada yang hatinya mudah panas, sehingga
cepat marah. Ada yang, karena Allah SWT, menampakkan salah satu hizibnya dalam
bentuk kehebatan, lalu pengamalnya kehilangan kontrol terhadap hatinya dan
menjadi sombong. Ada juga yang berpengaruh ke rizqi, yang selalu terasa panas
sehingga sering menguap tanpa bekas, dan sebagainya.
Karena itu
pula diperlukan ijazah dari seorang ulama yang benar-benar mumpuni dalam arti
mempunyai sanad ijazah hizib tersebut yang bersambung dan mengerti dosis hizib.
Selain itu juga diperlukan guru yang shalih yang mengerti ilmu hati untuk
mendampingi dan ikut membantu si pengamal dalam menata hati dan menghindari
efek negatif hizib.
( Habib
Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya )
اللھم صل وسلم على سیدنا محمد وعلى الھ وصحبھ اجمعین
Tidak ada komentar:
Posting Komentar