Beberapa waktu yang lalu baca di
media social kalimat” seperti berikut :
- capek²kuliah kedokteran, eeh… malah
kalah sama dukun..
- capek² kuliah ekonomi kalah ama
jimat penglaris..
- anak ekonomi emang ahlinya
dalam hitung menghitung, tapi apa jadinya jika kalah sama jimat penglaris..
Hehehe… ada bener nya juga yaa.…
Tapi……
Loe ga’ ngerti bro..., kuliah
kedokteran paling lama 7 tahun, kami 20 tahun lebih baru bisa jadi dukun.
Loe gagal paling banter stres,
gagal jadi dukun bisa gila permanen...
Loe belajarnya di ruang terang
ber AC, kita gelap gelapan di tengah kuburan cuy, nyamuknya na’uzubillah…
Dosen loe cakep, harum….
Dosen kami sereeeem, bau apek, bau
bangke…!
Paling celaka keiris pisau bedah
sudah teriak.
Ga’ ngerasain kalau kungkum
sambil jongkok di tempuran ( berendam di sungai ), 7 hari 7 malam tanpa sehelai
kain. Hari ke 7 pas mau dapat wangsit malah titit di capit yuyu ( kepiting
sungai ), gagal, ulangi lagi…!
Makanya, kalau dukun ampuh, itu
wajar…
Dokter angkat tangan, larinya ke
dukun….
Pasien kami, buangan RS coy, yang
nyerah karena duitnya sudah habis buat obat, ke kami modal muka melas sudah oke...
Biasaaa...
Banyak duit, keren….. ke dokter
spesialis. Giliran duit habis, baru nyari kami, bawa gula setengah kilo.
Dokter kaya, dianggap sukses
Dukun kaya dituduh nipu
Apes daaah….!
Berobat ke dokter mati, dibilang
" sudah ke dokter masih tidak tertolong ".
Coba berobat ke dukun lalu mati,
bilangnya apa….?
Bonyok daah…!
Belum lagi puasanya, belum lagi
untuk mahar ilmunya yang pedas²,
Kadang sudah riadhoh puasa, ga’
tidur malam, wirid berhari², sampai pegal, lemes, dll… tapi masih belum ada
efek nya, jadi mesti diulang, hadeeech… resiko jadi dukun ( duduk tekun )
Belum lagi beberapa hal²nya…!
Parahnya lagi ada klien sudah
sembuh tapi ga’ mau mengakui kalau sembuh lewat perantara dukun, hahaha… dan
kejamnya lagi bilang kalau yang nyembuhin dukun lainnya, wkwkwkwkkkk……
Pada datang belajar untuk jadi
dukun, sehari dua hari kelar nyerap ilmunya, apa bisa langsung jadi dukun…? ya
ga’ langsung karena ilmu memerlukan proses pengendapan dan penyatuan dengan
pemilik ilmu. Ini bisa memakan waktu lama bisa juga cepat tergantung pribadi
masing masing, dalam proses tersebut, ilmu bisa mengendap kuat, juga bisa
menguap, tergantung kesungguhan dalam mengasahnya.
Ketika ilmu mengendap dan
menyatu, disitulah baru dayanya menyertai, tanpa daya atau ruh, ilmu tidak bisa
diambil manfaatnya.
Untuk bisa lulus dokter ya
melalui ujian,
Sama…, menjadi dukun juga akan
melalui banyak ujian, apa selalu lulus…? tidak juga…!
Ada penyakit yang ga’ bisa di
tangani dokter, bisa ke dukun. Semua bagi² tugas. Namanya penyakit non medis. Kalau
medis, ya ke dokter.
Nah itu yang dimaksud dengan
bagi” tugas. Ga’ semua sensor komputer bisa mendeteksi penyakit. Jadi butuh
sensor dukun.
Tetapi banyak, bahkan banyak
sekali penilaian miring dari masyarakat tertentu, seperti penipu, musrik, dsb…
Kalau itu mungkin tergantung
metode sang dukun. Memang ga’ jarang pandangan negatif selalu melekat pada
dukun. Walau memakai syareat Islam sekalipun pandangan minus masyarakat ga’
pernah hilang. Lalu juga ketergantungan yang melekat pada pasien terhadap dukun
bukan kepada Allah swt. Allah yang memberi penyakit Allah juga yang memberi
obat. Dukun dan dokter hanya perantara.
Orang sakit kedokter di beri
obat, minum obat bisa sembuh, apakah sembuhnya karna obat…? Tentu saja obat
sebagai media, hakikatnya juga sembuh terjadi atas ijin Allah. Ke dukun bisa
sembuh, itu juga hakikatnya sembuh atas ijin Allah juga.
Orang kaya semakin Kaya...? Kenapa…?
Karena mahar jimat nya juga yang kualitas terbaik, mahar pun ga’ nanggung².
Terus yang mentalnya gratisan… mau nundukin bos.. Kalah jimat, hehe….
Dokter lebih bisa di terima secara
akal sehat. Puluhan bahkan ratusan juta keluar ga’ masalah, sampai berobat ke
singapura di jalani. Tapi giliran ke dukun modal gula sekilo + sebungkus rokok,
baru sekali dua kali belum ada perubahan sudah protes, marah², maunya sekali
berobat harus sudah sembuh total, hahaha… semua butuh proses cuy…
Ada juga Dokter yang belajar ilmu
supranatural yang praktek dokter tapi tanpa sepengetahuan pasien nya, kadang
dokter dokter itu memakai ilmu spiritual nya untuk kasus beberapa penyakit ...
Jaman sekarang, dokter juga lebih
banyak yang mempelajari akupuntur atau akupresur, karna ada kesamaan, sama sama
ilmu medis
Maharin media kerezekian baru
sehari dua hari belum bereaksi sudah mikir yang macam², hahaha…. Semua butuh
proses bro… ga’ ujug² seperti sulap. Pasrah kan… jangan melekat, insya Allah
akan berhasil…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar