Bima

Bima

21 Mei, 2019

Antara Dukun Dan Dokter


Beberapa waktu yang lalu baca di media social kalimat” seperti berikut :

- capek²kuliah kedokteran, eeh… malah kalah sama dukun..

- capek² kuliah ekonomi kalah ama jimat penglaris..

- anak ekonomi emang ahlinya dalam hitung menghitung, tapi apa jadinya jika kalah sama jimat penglaris..

Hehehe… ada bener nya juga yaa.…

Tapi……

Loe ga’ ngerti bro..., kuliah kedokteran paling lama 7 tahun, kami 20 tahun lebih baru bisa jadi dukun.

Loe gagal paling banter stres, gagal jadi dukun bisa gila permanen...

Loe belajarnya di ruang terang ber AC, kita gelap gelapan di tengah kuburan cuy, nyamuknya na’uzubillah…

Dosen loe cakep, harum….
Dosen kami sereeeem, bau apek, bau bangke…!

Paling celaka keiris pisau bedah sudah teriak.

Ga’ ngerasain kalau kungkum sambil jongkok di tempuran ( berendam di sungai ), 7 hari 7 malam tanpa sehelai kain. Hari ke 7 pas mau dapat wangsit malah titit di capit yuyu ( kepiting sungai ), gagal, ulangi lagi…!

Makanya, kalau dukun ampuh, itu wajar…
Dokter angkat tangan, larinya ke dukun….

Pasien kami, buangan RS coy, yang nyerah karena duitnya sudah habis buat obat, ke kami modal muka melas sudah oke...

Biasaaa...

Banyak duit, keren….. ke dokter spesialis. Giliran duit habis, baru nyari kami, bawa gula setengah kilo.

Dokter kaya, dianggap sukses
Dukun kaya dituduh nipu
Apes daaah….!

Berobat ke dokter mati, dibilang " sudah ke dokter masih tidak tertolong ".
Coba berobat ke dukun lalu mati, bilangnya apa….?
Bonyok daah…!

Belum lagi puasanya, belum lagi untuk mahar ilmunya yang pedas²,

Kadang sudah riadhoh puasa, ga’ tidur malam, wirid berhari², sampai pegal, lemes, dll… tapi masih belum ada efek nya, jadi mesti diulang, hadeeech… resiko jadi dukun ( duduk tekun )

Belum lagi beberapa hal²nya…!

Parahnya lagi ada klien sudah sembuh tapi ga’ mau mengakui kalau sembuh lewat perantara dukun, hahaha… dan kejamnya lagi bilang kalau yang nyembuhin dukun lainnya, wkwkwkwkkkk……

Pada datang belajar untuk jadi dukun, sehari dua hari kelar nyerap ilmunya, apa bisa langsung jadi dukun…? ya ga’ langsung karena ilmu memerlukan proses pengendapan dan penyatuan dengan pemilik ilmu. Ini bisa memakan waktu lama bisa juga cepat tergantung pribadi masing masing, dalam proses tersebut, ilmu bisa mengendap kuat, juga bisa menguap, tergantung kesungguhan dalam mengasahnya.

Ketika ilmu mengendap dan menyatu, disitulah baru dayanya menyertai, tanpa daya atau ruh, ilmu tidak bisa diambil manfaatnya.

Untuk bisa lulus dokter ya melalui ujian,
Sama…, menjadi dukun juga akan melalui banyak ujian, apa selalu lulus…? tidak juga…!

Ada penyakit yang ga’ bisa di tangani dokter, bisa ke dukun. Semua bagi² tugas. Namanya penyakit non medis. Kalau medis, ya ke dokter.

Nah itu yang dimaksud dengan bagi” tugas. Ga’ semua sensor komputer bisa mendeteksi penyakit. Jadi butuh sensor dukun.

Tetapi banyak, bahkan banyak sekali penilaian miring dari masyarakat tertentu, seperti penipu, musrik, dsb…

Kalau itu mungkin tergantung metode sang dukun. Memang ga’ jarang pandangan negatif selalu melekat pada dukun. Walau memakai syareat Islam sekalipun pandangan minus masyarakat ga’ pernah hilang. Lalu juga ketergantungan yang melekat pada pasien terhadap dukun bukan kepada Allah swt. Allah yang memberi penyakit Allah juga yang memberi obat. Dukun dan dokter hanya perantara.

Orang sakit kedokter di beri obat, minum obat bisa sembuh, apakah sembuhnya karna obat…? Tentu saja obat sebagai media, hakikatnya juga sembuh terjadi atas ijin Allah. Ke dukun bisa sembuh, itu juga hakikatnya sembuh atas ijin Allah juga.


Orang kaya semakin Kaya...? Kenapa…? Karena mahar jimat nya juga yang kualitas terbaik, mahar pun ga’ nanggung². Terus yang mentalnya gratisan… mau nundukin bos.. Kalah jimat, hehe….

Dokter lebih bisa di terima secara akal sehat. Puluhan bahkan ratusan juta keluar ga’ masalah, sampai berobat ke singapura di jalani. Tapi giliran ke dukun modal gula sekilo + sebungkus rokok, baru sekali dua kali belum ada perubahan sudah protes, marah², maunya sekali berobat harus sudah sembuh total, hahaha… semua butuh proses cuy…

Ada juga Dokter yang belajar ilmu supranatural yang praktek dokter tapi tanpa sepengetahuan pasien nya, kadang dokter dokter itu memakai ilmu spiritual nya untuk kasus beberapa penyakit ...

Jaman sekarang, dokter juga lebih banyak yang mempelajari akupuntur atau akupresur, karna ada kesamaan, sama sama ilmu medis

Maharin media kerezekian baru sehari dua hari belum bereaksi sudah mikir yang macam², hahaha…. Semua butuh proses bro… ga’ ujug² seperti sulap. Pasrah kan… jangan melekat, insya Allah akan berhasil…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar