Pejamkan Mata dan bukalah mata
hatimu, karena perjalanan spiritual tidak akan tertembus melalui panca indrawi.
Apabila rasionalisme mencapai
puncak eksistensi dalam pencarian kebenaran, maka puncak eksistensi itu hanyalah
awal dari perjalanan baru spiritual, demikianlah rasionalisme tidak mampu
menggapai perjalanan tahap lanjut menuju Allah, karena perjalanan tahap lanjut
itu bukan berjalan, bukan juga berlari selayaknya aktivitas jasmani, melainkan
terbang seperti layaknya perjalanan spiritual pada umumnya.
Siapa yang hanya hendak
mengandalkan rasionya dalam mengenal Tuhan dan tidak mengandalkan Qalbunya, maka
dia telah mereduksi kemanusiaannya. Itu persis seseorang yang ingin menikmati
musik dengan matanya atau persis seseorang yang ingin berjalan dengan
kepalanya. Dan, cahaya Ilahi itu hanya bisa diperoleh melalui pembersihan hati.
Cahaya Allah yang berupa
sifat-sifat Allah yang suci dan mulia bersinar di dalam hati sanubari manusia, memperteguh
keyakinan sehingga si hamba mendapat kesejukan dan kenikmatan dalam jiwanya.
Merasakan kesejukan dan kelezatan iman dalam jiwa akan menumbuhkan ketenangan
yang sangat diperlukan oleh jiwa yang resah gelisah. Jiwa akan menjadi sakinah
dan mutmainnah setelah mendapat sinar yang menerangi hidup manusia lahir dan
batin. Ketenangan jiwa yang mendapat sinar dari Allah Swt. akan memberi
kekuatan, keteguhan dalam mempertahankan hidup suci dalam ketaatan, serta
memperkokoh ( istiqamah ) mempertahankan keimanan dan keyakinan.
“ Setiap Hari Uang Berlimpah
Masuk Kedalam Dompetku & Rekeningku Dengan Sangat Mudah Dan Terus Berlipat
Ganda… Qobul… “
Saat bertawajjuh ( Meditasi ),
pada awalnya, dalam pandangan mata terpejam, pedzikir akan melihat berbagai
hal, misalnya padang rumput yang luas, laut yang luas, cahaya, tulisan 'Allah',
dan lain-lain. Semua penglihatan tersebut adalah penglihatan yang masih baur ( belum
terfokus ). Pada tahap tertentu, dimana pikiran berhasil difokuskan, maka yang
nampak adalah 'sesuatu yang bermakna' ( tidak bisa diceritakan karena bersifat
rahasia dan khas ).
Dengan memejamkan kedua mata ini
Kunikmati Degup jantung berpacu
dalam Lautan Dzikrullah
Perlahan hentakannya Menggetarkan
hati ini
Bermain dengan pikiran dalam
kesendirian
Cahaya hadir dalam pejaman tanpa
beban
Kunikmati udara lembut mengalir
melalui hidung ini
Cahaya semakin benderang dalam
kegelapan itu
Bukan Hampa…..
Hanya ruang seluas samudera tak
berbatas.
Ketika kelelahan, tekanan,
kejenuhan, kesedihan, bahkan beban yang terasa begitu berat menghimpit jiwaku,
maka aku duduk dengan tenang, memejamkan mata, dan menikmati setiap cahaya yang
hadir dalam jiwa, melupakan segalanya. Hanya menari mengikuti nyanyian hati.
Aku tahu perlahan beban itu hilang, entah kemana, dan aku akan membuka mata
dengan tersenyum, dalam kelegaan, dalam kedamaian. Hanya satu kalimat yang
terucap di bibir hatiku “ ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDLOKA MATHLUBI “
Jiwaku aku akan terus melangkah
melewati badai, kerikil tajam, peluh, kegagalan dan meraih mimpi hanya dengan
nyanyian jiwa dan tetap berjuang dalam “ ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDLOKA MATHLUBI “.
Bukankah jalan itu masih terlalu panjang untuk dilalui, mengapa harus menyerah
seakan jurang menanti di depan…? Tak perlulah terpuruk dalam segala kegagalan,
tak perlu lah terpuruk dalam segala kesalahan, karena masih ada cahaya jiwa
membawa kita terbang meraih setiap mimpi dan harapan, meski harus melalui badai
dan kerikil itu. Bukankah kekuatan jiwa jauh melebihi badai dan kerikil tajam…?
Jika ingin menangis, biarkanlah
dia mengalir disana, dan biarkan di pergi membawa segala kesesakan di dalam dada.
Tak perlulah ditahan dan dipendam, karena air akan mengalir kesungainya,
Kemudian ........
TERSENYUMLAH DAN TAK PERLU MENGELUH
Yang ingin mengamalkan silahkan
tulis Qobiltu + hadiah Al fatihah & Sholawat buat saya dan ke 2 orang tua
saya
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Semoga Bisa Bermanfaat
Salam Jaya… Satu Nusa Satu
Bangsa, Indonesia Raya
From Martapura OKU Timur Sumatera
Selatan
vikyfirst@gmail.com
☆☆☆☆☆
Tidak ada komentar:
Posting Komentar