Pondok pesantren adalah sebuah institusi pendidikan Islam yang
dipimpin oleh seorang Kyai. Kyai ini adalah seorang alim yang mengabdikan
hidupnya untuk masyarakat sehingga tidak jarang diberi karomah dan keberkahan
oleh ALLAH.
Alkisah di suatu daerah, ada seorang ibu yang menitipkan
anaknya pada seorang Kyai. Ibu ini bercerita bahwa anaknya sangat nakal dan
berpesan kepada Kyai supaya tidak diperbolehkan pulang apabila belum menjadi anak
baik. Sang Kyai pun menyanggupi.
"Iya Bu. Insyaa ALLAH. Ibu doakan, semoga anak ibu
mendapat hidayah ALLAH."
SI SANTRI MEMANG NAKAL
Singkat cerita, santri ini ternyata betul-betul nakal luar
biasa. Punya hobi mencuri sandal santri lain dan yang paling parah, suka
mengintip santri putri mandi.
Akhirnya ia ditangkap oleh keamanan pesantren dan disidang.
Hasil sidang memutuskan santri nakal ini dikeluarkan dari pesantren. Ketua
keamanan pun menghadap Kyai.
"Mohon maaf Kyai, ini ada santri nakal. Sudah melanggar
peraturan pesantren yaitu mencuri sandal dan mengintip santri putri yang sedang
mandi. Sudah kami sidang dan hasilnya, santri nakal ini harus dikeluarkan dari
pesantren. Karena pelanggarannya sudah sangat berat "
Ternyata jawaban sang Kyai mengejutkan.
"Begini nak. Kalau santri ini nakal, kamu tidak usah
bilang sama saya. Dulu waktu orang tuanya menitipkannya pada saya, memang
karena nakal. Dan saya sudah berjanji untuk tidak memulangkannya sebelum dia
menjadi anak baik. Kalau saya ijinkan pulang, saya akan berdosa karena
melanggar janji.
Tapi ya sudah, kalau memang keputusan kamu begitu, saya
hargai. Dikeluarkan dari pesantren tidak apa. Tapi tidak saya ijinkan pulang.
Akan saya buatkan kamar di rumah saya, biar dia tidur di sana. "
"HUKUMAN" ALA SANG KYAI
Kepada si santri nakal, sang Kyai berkata.
"Nak, kamu sekarang tinggal sama saya. Kamu saya beri dua
tugas. Pertama, kamu bertugas menyiapkan sajadah saya di masjid tiap kali
shalat Subuh.
Kedua, kamu bertugas menyiapkan semua kitab saya setiap kali
saya mengajar. Kamu harus memberi tanda di kitab itu, sampai halaman berapa
pelajaran terakhir dan mulai dari mana pelajaran hari itu.
Kamu tidak boleh lalai. Kalau sampai lalai, awas!"
Model pendidikan Kyai seperti ini ternyata berhasil. Kebijakan
Kyai yang tidak memulangkan si santri nakal tetapi malah memberi tanggung jawab
menjadi santri kepercayaan sang Kyai, telah mengubahnya menjadi seorang santri
yang baik.
Bagaimana tidak. Meskipun awalnya terpaksa, si santri nakal
harus bangun lebih awal dari sang Kyai untuk menyiapkan sajadah beliau ketika
shalat Subuh.
Juga untuk menyiapkan kitab sang Kyai, si santri harus
memeriksa, membuka dan membaca setiap kitab beliau saat malam sebelum tidur.
Juga mengikuti semua kelas yang diisi Kyai untuk ditandai, sampai mana
pelajaran hari itu berlangsung.
BAROKAH SANG KYAI, SI SANTRI BERUBAH
Secara tidak langsung, si santri kemudian terbiasa untuk
datang ke masjid paling awal dan membaca semua kitab Kyai bahkan sebelum
seluruh santri di pesantren membacanya.
Pengawasan langsung dari Kyai-nya, membuat santri ini tidak
bisa berkutik. Jangankan untuk kembali nakal. Untuk mangkir dari tugas Kyai pun
ia tak berani.
Lambat laun, tahun berganti tahun, santri ini malah menjadi
yang paling pintar di pesantren tersebut. Setelah pendidikan selesai, ia pulang
dan mendirikan pondok pesantren sendiri. Karena ilmunya, pesantrennya pun semakin
ramai dan terkenal serta memiliki santri puluhan ribu jumlahnya.
Pada jaman dahulu banyak cerita tentang orang yang mempelajari
ilmu terutama dipesantren, tapi banyak diantara orang yang terkenal, bukan
karena mempelajari ilmunya tapi pengabdian santrinya / muridnya, banyak hanya membantu
pada pekerjaan gurunya dan mereka cukup hormat dan adab kepada gurunya dan
orang yang demikian dikemudian hari justru banyak yang sukses bahkan terkenal
kewaliannya.
Rahasia semua itu karena jika kita mempelajari ilmu dengan
adab maka akan menemukan kebarakahan, orang yang adab dan sopan sudah jelas akhlaknya
baik karena Rasullullah juga terkenal karena akhlaknya yang bagus.
Orang yang berakhlak baik dan hormat pada orang lain
kebanyakan hatinya ikhlas sehingga mudah datangnya pertolongan Allah. Dijaman
sekarang ini akhlak sudah pada rusak dan sudah tidak ada rasa hormat terhadap sesama
sehingga fitnah merajalela. Mari kita mulai dari diri kita agar menciptkan
lingkungan yang berakhlak mulia.
Salam santun, semoga rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar