Bima

Bima

22 Agustus, 2017

Rahasia Berkah Sang Guru

Pondok pesantren adalah sebuah institusi pendidikan Islam yang dipimpin oleh seorang Kyai. Kyai ini adalah seorang alim yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat sehingga tidak jarang diberi karomah dan keberkahan oleh ALLAH.

Alkisah di suatu daerah, ada seorang ibu yang menitipkan anaknya pada seorang Kyai. Ibu ini bercerita bahwa anaknya sangat nakal dan berpesan kepada Kyai supaya tidak diperbolehkan pulang apabila belum menjadi anak baik. Sang Kyai pun menyanggupi.

"Iya Bu. Insyaa ALLAH. Ibu doakan, semoga anak ibu mendapat hidayah ALLAH."

SI SANTRI MEMANG NAKAL
Singkat cerita, santri ini ternyata betul-betul nakal luar biasa. Punya hobi mencuri sandal santri lain dan yang paling parah, suka mengintip santri putri mandi.

Akhirnya ia ditangkap oleh keamanan pesantren dan disidang. Hasil sidang memutuskan santri nakal ini dikeluarkan dari pesantren. Ketua keamanan pun menghadap Kyai.

"Mohon maaf Kyai, ini ada santri nakal. Sudah melanggar peraturan pesantren yaitu mencuri sandal dan mengintip santri putri yang sedang mandi. Sudah kami sidang dan hasilnya, santri nakal ini harus dikeluarkan dari pesantren. Karena pelanggarannya sudah sangat berat "

Ternyata jawaban sang Kyai mengejutkan.
"Begini nak. Kalau santri ini nakal, kamu tidak usah bilang sama saya. Dulu waktu orang tuanya menitipkannya pada saya, memang karena nakal. Dan saya sudah berjanji untuk tidak memulangkannya sebelum dia menjadi anak baik. Kalau saya ijinkan pulang, saya akan berdosa karena melanggar janji.

Tapi ya sudah, kalau memang keputusan kamu begitu, saya hargai. Dikeluarkan dari pesantren tidak apa. Tapi tidak saya ijinkan pulang. Akan saya buatkan kamar di rumah saya, biar dia tidur di sana. "

"HUKUMAN" ALA SANG KYAI

Kepada si santri nakal, sang Kyai berkata.
"Nak, kamu sekarang tinggal sama saya. Kamu saya beri dua tugas. Pertama, kamu bertugas menyiapkan sajadah saya di masjid tiap kali shalat Subuh.

Kedua, kamu bertugas menyiapkan semua kitab saya setiap kali saya mengajar. Kamu harus memberi tanda di kitab itu, sampai halaman berapa pelajaran terakhir dan mulai dari mana pelajaran hari itu.

Kamu tidak boleh lalai. Kalau sampai lalai, awas!"

Model pendidikan Kyai seperti ini ternyata berhasil. Kebijakan Kyai yang tidak memulangkan si santri nakal tetapi malah memberi tanggung jawab menjadi santri kepercayaan sang Kyai, telah mengubahnya menjadi seorang santri yang baik.

Bagaimana tidak. Meskipun awalnya terpaksa, si santri nakal harus bangun lebih awal dari sang Kyai untuk menyiapkan sajadah beliau ketika shalat Subuh.

Juga untuk menyiapkan kitab sang Kyai, si santri harus memeriksa, membuka dan membaca setiap kitab beliau saat malam sebelum tidur. Juga mengikuti semua kelas yang diisi Kyai untuk ditandai, sampai mana pelajaran  hari itu berlangsung.

BAROKAH SANG KYAI, SI SANTRI BERUBAH
Secara tidak langsung, si santri kemudian terbiasa untuk datang ke masjid paling awal dan membaca semua kitab Kyai bahkan sebelum seluruh santri di pesantren membacanya.

Pengawasan langsung dari Kyai-nya, membuat santri ini tidak bisa berkutik. Jangankan untuk kembali nakal. Untuk mangkir dari tugas Kyai pun ia tak berani.

Lambat laun, tahun berganti tahun, santri ini malah menjadi yang paling pintar di pesantren tersebut. Setelah pendidikan selesai, ia pulang dan mendirikan pondok pesantren sendiri. Karena ilmunya, pesantrennya pun semakin ramai dan terkenal serta memiliki santri puluhan ribu jumlahnya.

Pada jaman dahulu banyak cerita tentang orang yang mempelajari ilmu terutama dipesantren, tapi banyak diantara orang yang terkenal, bukan karena mempelajari ilmunya tapi pengabdian santrinya / muridnya, banyak hanya membantu pada pekerjaan gurunya dan mereka cukup hormat dan adab kepada gurunya dan orang yang demikian dikemudian hari justru banyak yang sukses bahkan terkenal kewaliannya.

Rahasia semua itu karena jika kita mempelajari ilmu dengan adab maka akan menemukan kebarakahan, orang yang adab dan sopan sudah jelas akhlaknya baik karena Rasullullah juga terkenal karena akhlaknya yang bagus.

Orang yang berakhlak baik dan hormat pada orang lain kebanyakan hatinya ikhlas sehingga mudah datangnya pertolongan Allah. Dijaman sekarang ini akhlak sudah pada rusak dan sudah tidak ada rasa hormat terhadap sesama sehingga fitnah merajalela. Mari kita mulai dari diri kita agar menciptkan lingkungan yang berakhlak mulia.

Salam santun, semoga rahayu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar